10 Cara Yang Terbukti Efektif dan Menyenangkan dalam Mengajar Anak-anak PAUD,TK, SD

Sebelum menjadi Pengajar di Paud, TK atau SD, Mengetahui cara mengajar anak Paud TK SD agar pembelajaran berjalan baik efektif dan menyenangkan merupakan salah satu hal penting untuk seorang guru.

Dalam kesempatan ini Ilmu Bumi berusaha menuangkan sedikit inspirasi mengenai cara-cara atau langkah-langkah yang bisa dilakukan ketika mengajar anak Paud TK SD agar pembelajaran berjalan sesuai dengan yang diinginkan dan tentunya mencapai hasil belajar yang memuaskan.


  • Semua Berawal dari Menciptakan Suasana Belajar yang Kondusif (Learning Conditioning)
    Langkah awal untuk menciptakan Suasana pembelajaran yang baik adalah dengan menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan bagi siswa maupun guru. Bagaimana cara-nya? beberapa hal berikut ini bisa jadi Alternatif Inspirasi Pendidikan untuk anda.
    Pengkondisian Ruang Belajar Ruang
    Ruang belajar bisa dianalogikan sebagai sebuah kolam. Jika kolam itu kotor dan tidak ada sirkulasi udara yang baik maka ikan bakalan tidak nyaman. Begitu juga dengan ruang belajar, jika ruangan tidak kondusif maka kegiatan belajar yang efektif tidak akan terwujud. Lalu bagaimana teknik pengkondisian ruang belajar agar guru dapat mengajar dengan efektif? 
  1. Pastikan ruang kelas (ruang pembelajaran) dalam kondisi bersih dan rapi sehingga konsentrasi pembelajaran tidak pecah hanya karena adanya kotoran atau barang berserakan yang mengganggu pandangan.
  2. Lengkapi ruang kelas dengan media-media yang akan digunakan dalam pembelajaran di kelas.
  3. Penataan tempat duduk sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan di hari itu. Seringkali di beberapa sekolah penataan tempat duduk tidak berubah selama bertahun-tahun. Bayangkan saja jika anak SD selama 6 tahun tempat duduknya “gitu-gitu aja”, apakah tidak bosan? Tentu bosan. Satu yang bisa guru terapkan adalah mengubah posisi penataan tempat duduk di kelas secara berkala.
  4. Perhatikan sirkulasi udara dan memberi cukup parfum untuk meningkatkan kesegaran udara di kelas. Karena tentunya jika di kelas terdapat bau yang tidak sedap pasti akan mengganggu kenyamanan belajar.
  5. Pembelajaran tidak akan membosankan jika kelas di dekorasi dan dihias dengan berbagai hiasan kelas dan dekorasi kelas yang menarik. Guru bersama dengan siswa dapat menggunakan dekorasi kelas dan hiasan kelas yang beragam. Seperti hiasan dari kertas origami, kertas crap, balon, sedotan, poster, dan lain sebagainya.
Pengkondisian Kesiapan Psikis Siswa untuk Belajar
Pengkondisian kesiapan psikis anak sangat penting untuk melaksanakan pembelajaran yang efektif. Karena jika ketika dari awal kondisi psikis anak kurang baik, maka sia-sia saja semua materi dan nilai yang guru ajarkan dan tanamkan kepada siswa.
Entah dikarenakan dari awal siswa tidak semangat belajar, entah siswa sedang memiliki beban pikiran, entah siswa sedang merasakan kesedihan, entah siswa ada rasa takut / kurang percaya diri, hal ini akan menghambat proses belajar siswa di kelas. Lalu bagaimana step-step pengkondisian kesiapan psikis siswa untuk belajar? Berikut ini tips nya.
  1. Mengajak siswa untuk bersama-sama berdoa dan sampaikan juga urgensi dari berdoa.
  2. Memulai pembelajaran dengan sedikit joke/humor untuk memantik senyum dan tawa siswa. Karena rasa gembira diawal pembelajaran punya peran penting dalam membangun antusias dan minat belajar siswa
  3. Sharing and Caring. Sesi “berbagi cerita” juga bisa diimplementasikan di pra-pembelajaran. Melalui kegiatan berbagi cerita, uneg-uneg/beban pikiran/kesedihan/rasa takut dll dalam diri siswa dapat tercurahkan sehingga selanjutnya akan bisa focus untuk belajar. 
Pengkondisian Kesiapan Fisik Siswa untuk Belajar 
Fisik juga perlu dikondisikan agar siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Jika sebelum belajar siswa terlihat kurang focus, mengantuk, loyo dll maka siswa tersebut akan sulit menangkap pengetahuan yang akan dipelajari. Berikut ini langkah-langkah pengkondisian kesiapan fisik siswa sebelum belajar. 
  1. Mengajak siswa untuk bernyanyi. Bisa menyanyikan lagu nasional, lagu daerah maupun lagu anak-anak. Dengan bernyanyi, semangat siswa akan mulai terbangun.
  2. Mengajak siswa untuk meneriakkan yel-yel. Tujuannya sama dengan bernyanyi, yakni untuk menumbuhkan semangat.
  3. Asah konsentrasi siswa dengan kegiatan variasi tepuk yang di acak. (tepuk tunggal ganda trio, tepuk cepat lambat, tepuk lembut keras, tepuk diam dll)
  4. Asah konsentrasi siswa melalui kegiatan gerakan acak (marina menari, pegang hidung mata bibir dahi dagu, kepala pundak lutut kaki dll)
  5. Mengajak siswa untuk mengatur nafas panjang dan dan nafas pendek.
  6. Mengajak siswa untuk gerak dan lagu (chicken dance, topi saya bundar, dll) 
Pengkondisian Minat Belajar Siswa 
Pengkondisian minat belajar siswa penting dilakukan untuk membangun konsistensi keefektifan proses pembelajaran. Berikut step yang bisa guru lakukan. 
  1. Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari dan kegiatan apa saja yang akan dilakukan selama proses pembelajaran. Dengan ini siswa akan bisa membayangkan apa yang akan dilakukan selama proses pembelajaran nanti.
  2. Guru menyampaikan alasan mengapa perlu mempelajari materi dan tujuan setelah mempelajari materi yang akan dibahas. Dengan begitu siswa akan mengetahui pentingnya mempelajari materi yang diberikan oleh guru. Sehingga harapannya siswa akan termotivasi untuk belajar.
  3. Guru menggunakan metode pembelajaran yang menarik dan variatif. (diskusi, kuis,simulasi,bermain peran,presentasi,pengamatan,penilaian antar teman,lokakarya,field trip,studi literasi,e-learning, dll)
  4. Guru menyajikan media pembelajaran yang menarik dan variatif. (media pembelajaran interaktif, media pembelajaran berbasis audio, media visual, media audio visual, dll) 
Pengondisian Antusias Siswa di Tengah Pembelajaran 
Terkadang beberapa siswa akan merasa bosan, letih, atau mengantuk di tengah kegiatan belajar mengajar. Maka langkah yang bisa diterapkan guru adalah sebagai berikut. 
  1. Guru kembali menumbuhkan focus belajar dengan kegiatan saling sapa (Hai Helo, dll)
  2. Guru menginstruksikan siswa untuk saling pijat pundak dengan teman disampingnya secara bergantian.
  3. Guru mengajak siswa meneriakkan tepuk/yel-yel semangat.
  4. Guru mengajak siswa ke luar kelas sejenak untuk mengamati lingkungan sekitar (bisa dengan memberi penugasan yang melibatkan kegiatan pengamatan lingkungan sekitar)
  5. Guru mengajak siswa melakukan games/kuis yang berkaitan dengan materi pembelajaran. 
Pengkondisian Akhir Pembelajaran 
Pengkondisian di akhir pembelajaran juga harus diperhatikan oleh guru agar pengetahuan yang telah diperoleh oleh siswa tidak terlupakan begitu saja. Berikut tips pengkondisian di akhir pembelajaran. 
  1. Guru mengajak siswa untuk mereview ulang apa saja yang sudah dipelajari selama proses pembelajaran.
  2. Guru meminta siswa untuk menuliskan apa saja hal-hal menarik dari kegiatan yang sudah dilakukan.
  3. Guru memberi apresiasi kepada siswa atas proses belajar yang telah dilaksanakan.
  4. Guru mengadakan tebak tepat untuk memancing ingatan siswa tentang materi yang sudah dipelajari.  
  • Menerapkan Pembelajaran yang lebih Interaktif antara Siswa to Siswa atau Guru to Siswa atau Siswa to Guru (Interactive Learning)
Interaktif berarti ada komunikasi aktif antara guru dengan siswa, antara media pembelajaran dengan siswa, maupun antara siswa dengan siswa. Maka dari itu guru harus bisa men-desain pembelajaran yang bisa menampakkan komunikasi aktif selama KBM. Beberapa tips untuk guru agar dapat mengimplementasikan Active Interaction Learning antara lain :
  1. Guru harus banyak mengadakan diskusi klasikal dalam pembelajaran. Sehingga siswa akan terpacu untuk menyampaikan gagasan dan pendapatnya.
  2. Guru harus memberi kesempatan siswa untuk mempresentasikan hasil karya/hasil pekerjaannya.
  3. Guru memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar kelompok.
  4. Guru dalam menyampaikan ceramah pembelajaran harus memperhatikan teknik bicara, teknik eye contact, ekspresi wajah, hingga pemilihan kata dalam penyampaian poin-poin materi yang disampaikan. Hal ini penting agar siswa senantiasa antusias untuk memperhatikan saat guru berceramah.
  5. Guru memanfaatkan media pembelajaran interaktif. Contohnya? Silakan baca artikel berikut ini 
  • Merancang Sebuah Konsep Pembelajaran yang Aplikatif dan Edukatif (Applied Learning)
    Pembelajaran yang aplikatif berarti suatu kegiatan belajar yang menuntut siswa untuk melakukan praktik langsung untuk lebih memahami materi. Lebih mudahnya, kita bisa memakai istilah “learning by doing”, belajar dengan  praktik langsung. Nah, langsung saja, ini dia beberapa contoh penerapan applied learning.
  1. Pengamatan/Observasi bisa diterapkan untuk mempelajari materi yang berkaitan dengan pengenalan suatu fenomena yang ada di lingkungan sekitar (contoh: pengamatan ekosistem di sawah, pengamatan pemanfaatan sumber energy, pengamatan pertumbuhan tanaman, dll)
  2. Simulasi dilakukan untuk mempelajari materi yang berkaitan dengan keterampilan merangkai/menyusun/membuat sesuatu. (contoh: merangkai rangkaian listrik sederhana, merancang pesawat sederhana, membuat kincir angin, dll)
  3. Sosiodrama/Bermain peran. Sosiodrama dan bermain peran diterapkan untuk mempelajari materi yang berkaitan dengan penanaman karakter. (contoh : bermain peran berdasarkan sebuah cerita yang didalamnya memuat nilai kejujuran, kesabaran, bijaksana, dll)
  4. Demonstrasi diterapkan untuk mempelajari materi yang berkaitan dengan keterampilan dalam mempraktikkan suatu materi. (contoh: demonstrasi pembacaan puisi, demonstrasi pembacaan pidato, dll)
  5. Wawancara dapat diterapkan untuk mempelajari materi yang beragam sesuai dengan kompetensi narasumber. (contoh: wawancara dengan warga, wawancara dengan polisi, wawancara dengan petugas puskesmas, wawancara dengan pedagang, dll )
  6. Pembuatan Proyek/Produk. Pembuatan Proyek/Produk dapat diterapkan dalam materi pembelajaran yang bertujuan untuk dapat menghasilkan proyek/produk. (contoh: keterampilan membuat anyaman bamboo, keterampilan membuat poster, keterampilan membuat kompor dari barang bekas, dll )
  • Pemantauan, Analisis dan Pengkategorian Setiap Kegiatan (Scanning and Levelling)
    Setiap anak memiliki karakteristik individu dan tingkat kecerdasan yang berbeda. Maka dari itu, menganalisis  perbedaan anak dan tingkat kecerdasan anak sangat penting dilakukan dalam mengajar anak Paud/TK/SD . Setelah menganalisis, guru akan bisa melakukan kategorisasi dan merancang pembelajaran yang tepat untuk setiap kategori kecerdasan anak. Bagaimana langkah-langkah konkretnya? Berikut ulasannya.
  1. Guru bisa menganalisis tingkat kecerdasan anak melalui pencapaian hasil belajar anak. (nilai tugas, nilai ulangan harian, nilai UTS, nilai UAS, hasil penilaian proses, hasil penilaian portofolio, dll)
  2. Guru menerapkan cara belajar auditori dalam KBM. Auditori adalah cara belajar yang lebih mengandalkan pendengaran. Contohnya adalah guru menyampaikan materi dengan ceramah, pemutaran music ketika belajar, memahami materi melalui pemutaran rekaman, merangkum isi berita yang didengar dari radio, dll. Setelah itu, guru dapat melihat hasil belajar siswa untuk kemudian dapat mengetahui siapa saja siswa yang memiliki gaya belajar auditori.
  3. Guru menerapkan cara belajar visual dalam KBM.Visual adalah cara belajar yang lebih mengandalkan penglihatan/pengamatan. Contohnya adalah guru menyampaikan materi melalui tampilan presentasi ppt, pemutaran video pembelajaran, memahami materi melalui pengamatan lingkungan sekitar, merangkum isi cerita dari penayangan video, dll. Setelah itu, guru dapat melihat hasil belajar siswa untuk kemudian dapat mengetahui siapa saja siswa yang memiliki gaya belajar visual.
  4. Guru menerapkan cara belajar  kinestetik dalam KBM.Kinestetik adalah cara belajar yang lebih mengandalkan indra peraba dan aktifitas fisik. Contohnya adalah guru menyampaikan materi melalui alat peraga  (alat peraga rangka manusia, alat peraga organ tubuh, alat peraga rangkaian listrik sederhana, dll), belajar melalui kegiatan praktikum, memahami materi melalui kegiatan simulasi, memahami cerita dengan praktik sosiodrama, dll. Setelah itu, guru dapat melihat hasil belajar siswa untuk kemudian dapat mengetahui siapa saja siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik.
  5. Guru mengumpulkan semua hasil analisis tingkat kecerdasan siswa dan cara belajar siswa.
  6. Guru mengelompokkan siswa berdasarkan tingkat kecerdasan. (cerdas, kurang cerdas, dan perlu bimbingan)
  7. Guru mengelompokkan siswa berdasarkan cara belajar. (auditori, visual, dan kinestetik)
  8. Guru menerapkan pembelajaran yang mengacu pada cara belajar auditori, visual, dan kinestetik secara seimbang agar semua siswa dapat belajar dengan baik sesuai dengan cara belajar masing-masing.
  9. Guru memberi perhatian khusus kepada siswa yang masuk dalam kategori perlu bimbingan dan dapat menjadikan siswa berkategori cerdas sebagai tutor sebaya bagi teman yang perlu bimbingan.
  • Membiasakan Untuk melakukan Diskusi dan Memberi Umpan Balik kepada Siswa (Discussion and feedback)
Kegiatan diskusi dan pemberian umpan balik oleh guru adalah hal yang harus ada dalam pembelajaran. Diskusi bertujuan untuk mempertajam pemahaman siswa dan memecahkan masalah (tentang suatu materi) secara bersama-sama. Sedangkan feedback (umpan balik) adalah jawaban sekaligus penguatan dari guru tentang materi yang sedang dibahas. Umpan balik penting dilakukan untuk memastikan siswa memahami materi pembelajaran. Berikut ini Ragam diskusi yang bisa diterapkan di kelas.
  1. Diskusi klasikal (Rain Storming Group). Diskusi siswa lingkup satu kelas. Setiap siswa bebas untuk bertanya, menjawab, dan berpendapat.
  2. Diskusi Panel. Diskusi siswa lingkup satu kelas namun dalam satu kelas dibagi dalam kelompok-kelompok kecil. Setiap kelompok mewakilkan 1-2 anggota sebagai juru bicara dalam bertanya, menjawab, maupun berpendapat.
  3. Diskusi WholeGroup. Diskusi dengan jumlah maksimal 15 orang per kelompok.
  4. Diskusi Buzz Group. Diskusi dengan jumlah maksimal 4-6 orang per kelompok.
  5. Diskusi Sundicate Group. Diskusi kelompok kecil 3-5 orang. Setiap kelompok yang ada di kelas mendiskusikan masalah yang berbeda. 
  • Mejelaskan Materi Belajar menggunakan Metode Cerita (Story Telling)
    Cara berikutnya dalam mengajar anak Paud TK SD adalah dengan menerapkan metode bercerita. Metode bercerita adalah penyampaian atau penyajian materi pembelajaran secara lisan oleh guru dalam bentuk cerita/dongeng. Story telling akan lebih bisa menarik antusias peserta didik daripada ceramah biasa. Maka dari itu, story telling menjadi satu alternative penting bagi guru untuk menemukan cara mengajar anak PAUD/TK/SD  agar pembelajaran berjalan efektif. Ada beberapa teknik story telling yang dapat guru terapkan, yakni sebagai berikut.
  1. Bercerita dengan alat peraga boneka.
  2. Bercerita dengan alat peraga gambar seri.
  3. Bercerita dengan media visual tanpa suara (animasi)
  4. Bercerita dengan alat peraga wayang
  5. Bercerita sambil menggambar
  6. Bercerita melalui papan flanel
  7. Bercerita melalui buku pop up 
  • Menjelaskan Materi Belajar menggunakan Metode Kiasan atau Perumpamaan dan Study Kasus (Analogy and Case Study)
    Penjelasan materi melalui perumpamaan dan study kasus juga layak untuk dicoba. Karena melalui perumpamaan dan study kasus ini anak akan diasah kemampuan imajinasinya dan mengaitkannya dengan materi  yang sedang dikaji. Studi kasus bisa diambil dari pengalaman guru, pengalaman siswa, berita dari media, maupun contoh cerita dari buku. Sedangkan guru bisa menyampaikannya dengan metode ceramah, metode story telling maupun melalui media pembelajaran (video, rekaman,dll). Okay, kita akan lanjut ke cara mengajar anak Paud TK SD berikutnya.
  • Mengajar dan Sekaligus Memberikan Motivasi kepada Siswa (Teaching and Motivating)
    Mengajar dengan selalu  memotivasi peserta didik akan dapat  meningkatkan gairah belajar dan rasa keingintahuan yang tinggi. Maka dari itu guru sangat penting untuk menerapkan hal ini. Berikut contoh konkret bentuk motivasi yang bisa diberikan saat pembelajaran.
  1. Mengapresiasi positif setiap tanggapan/pendapat/ide/pertanyaan yang dilontarkan siswa.
  2. Memotivasi siswa untuk terus rajin belajar agar mendapatkan nilai terbaik.
  3. Memberi reward sederhana atas keberhasilan siswa (contoh:tambahan poin, pemberian tanda bintang di papan prestasi dll)
  4. Menghargai setiap hasil pekerjaan siswa.
  • Membiasakan Penggunaan Bahasa Tubuh yang Menarik dan Baik (Body Language)
    Penggunaan bahasa tubuh yang baik dalam mengajar akan  membuat penyampaian bertambah terang, lebih jelas, dan lebih menarik perhatian siswa. Berikut beberapa tips bahasa tubuh saat mengajar.
  1. Lakukan kontak mata kepada siswa secara merata.
  2. Posisi mengajar menghadap kepada siswa secara keseluruhan.
  3. Gunakan gerak tangan untuk memvisualisasikan sesuatu.
  4. Berpindah tempat sedikit-demi sedikit namun tetap bisa berhadapan degan siswa secara keseluruhan.
  5. Penekanan intonasi suara pada poin-poin yang penting.
  • Penggunaan Media Gambar dan Desain Grafis agar lebih menarik dan Interaktif (Picture and Graph Technology)
    Penggunaan media gambar dan desain grafis juga menjadi opsi penting untuk dapat mengajar anak PAUD/TK/SD dengan efektif.  Anak akan sangat tertarik untuk melihat gambar/video visual. Hal ini akan dapat memudahkan anak untuk antusias dan cepat memahami materi. Berikut contoh konkret ragam media gambar/grafis yang bisa guru gunakan dalam pembelajaran.
  1. Poster pembelajaran
  2. Gambar seri pembelajaran
  3. Kartu belajar bergambar
  4. Alat peraga gambar peta
  5. Gambar peta konsep/peta pikiran/siklus
  6. Gambar bagan
  7. Gambar animasi bergerak
  8. Foto tokoh/pahlawan
  9. Gambar sketsa
  10. Komik pembelajaran
  11. Gambar diagram/grafik
Inilah beberapa TIps dan Trik yang bisa kami uraikan tentang bagaimana cara mengajar anak Paud TK SD

Jika artikel ini dirasa bermanfaat…. Mari bantu share ke teman guru lainnya… 
Untuk menambah kebermanfaatannya bagi semua, dan in sya Allah untuk majunya pendidikan Indonesia! Terimakasih 

Komentar